Tuesday 24 May 2016

Cara Memotivasi Anak

Diana, sebuah nama yang dipilih oleh orang tuanya dulu. Kini, ia menamani anaknya Dana, selain karena bunyinya hampir mirip, juga karena Diana berharap anaknya tidak akan kekurangan dana selama hidupnya. Namun ternyata, nasib berbicara lain. Kini, setelah beranjak gede, Dana ternyata sangat santai dalam menghadapi hidup ini. Alih alih memikirkan universitas mana yang akan ditempuh, Dana malah telah memutuskan untuk bekerja sehabis lulus SMA. Tiap hari kerjanya hanya main gim saja. Entah apa yang salah, batin Diana
Telah beberapa kali Diana memergoki anaknya yang sedang mengintip saat ia mandi. Bahkan terkadang, Dana mengintip roknya saat akan dan atau beranjak dari duduk. Sikap anaknya memang tak menyenangkan, namun kali ini Diana lebih mementingkan jalan hidup anaknya. Apalagi kalau melihat rapotnya, jarang ada nilai lebih dari delapan puluh
Seharian Diana mencoba berpikir apa yang mesti dilakukan untuk mengubah nilai dan pandangan hidup anaknya. Bagaimana caranya untuk memotivasi anaknya yang kurang termotivasi? Ingin rasanya Diana mengundang motivator terkenal, namun apa daya tiada rupiah
Malam hari, Diana makan seperti biasa bersama anaknya. Selesai makan, saat Dana akan kembali ke kamarnya, Diana menghentikan
Duduk dulu sini, ada yang mau mama bicarain
Lah, Dana udah tau mama mau bicarain apa. Pasti itu lagi itu lagi
Iya, mama ngerti. Tapi mama inginnya meski kamu tak niat kuliah, nilaimu harus bagus semua. Apalagi mama ingin sehabis sekolah kamu tuh kuliah
Tapi mah, Dana udah seneng kok hidup kayak gini. Apa lagi yang kurang?
Pasti ada yang kurang. Masa kamu puas hanya dengan seperti ini sih?
Kagak ada yang kurang mah. Kecuali
Kecuali apa?
Kecuali cewek telanjang. Hehehe
Hehe Dasar kamu itu. Pantesan kamu doyan bener intipin mama mandi
Dana yang lagi tersenyum mendadak diam. Terkejut
Kamu kira mama gak menyadari kelakuanmu apa?
Iya mah, maaf. Abis Dana penasaran sih
Iya mama ngerti. Seusia kamu memang penasaran sama segala hal. Malahan bagus kok, daripada mati penasaran
Makasih mah
Tapi mama ingin agar kamu tingkatin nilai kamu. Terus kuliah. Biar nanti bisa lebih daripada mama. Lebih sukses dan lebih kaya
Gak perlu mah. Gini juga udah bahagia kok
Meski tanpa gadis telanjang, kata Diana sambil nyengir. Ya udah, kalau kamu mau ke kamar. Mama mau beresin dulu
Iya mah
Diana pun membersihkan sisa makanan dan mencuci piring. Telah delapan tahun Diana sendirian mengurus anaknya. Delapan tahun lalu David, ayahnya Dana, meninggal. Selama ini Diana berjuang mencari nafkah juga membesarkan. Tatapan mata anaknya saat mengintip membuat Diana kembali merasa ingin menjadi wanita seutuhnya, yang diinginkan oleh pria, dijamah oleh laki laki, dicumbui lelaki
Mama boleh masuk nak? tanya Diana setelah mengetuk pintu kamar anaknya
Namun, tanpa menunggu jawaban, Diana langsung masuk dan mendapati anaknya sedang duduk di depan monitor. Diana lalu duduk di ranjang anaknya
Ada apa mah?
Nak, mama rasa keputusanmu untuk kerja sehabis sekolah bakal kamu sesali nanti, kata Diana sambil mengusap kepala anaknya
Kalau begitu adanya, biarlah nanti Dana sesali apa yang Dana putuskan hari ini
Mama ingin kamu kuliah. Namun meski begitu, mama takkan menghukum kamu dengan menjual komputermu dan atau melarangmu melakukan ini itu
Jadi, daripada melarangmu, mama putuskan untuk memberimu hadiah jika dan hanya jika nilai rata rata EBTANASmu lebih dari pada delapan puluh dan kamu lanjut kuliah
Tapi mah, Dana kan udah bilang Dana gak perlu apa apa lagi
Diana menghelan nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya
JIka nanti pada saat EBTANAS nilaimu lebih dari delapan puluh dan kamu putuskan akan kuliah, mama akan hadiahi kamu wanita telanjang
Apa?
Jika nilaimu bagus, mama tak akan lagi memakai pakaian di rumah hanya jika sedang berdua denganmu, alias tak ada tamu
Hehehe Mama emang pinter bercanda, tawa Dana
Wajah Diana yang terkesan dingin membuat Dana menghentikan tawanya
Jika tubuh usia empat puluh empat tahun masih menarik bagimu, maka peganglah janji mama ini. Tapi jika nilai rata ratamu kurang dari delapan puluh, maka saat itu juga perjanjian ini mama batalkan. Setuju?
Mama gila, kata Dana namun tangannya menyalami tangan mamanya tanda setuju
Detik detik berganti dengan menit. Menit pun silih berganti. Hari hari pun terus berganti. Dana kini mulai rajin belajar. Suatu hari tiba tiba ada surat community college setempat yang mengabari bahwa Dana diterima untuk meneruskan pendidikan di CC tersebut
Kok di CC sih, kenapa gak di universitas negri aja?
Biar hemat duit dong mah. Kan di perjanjiannya juga yang penting kuliah, gak mesti di sini atau di situ
Wow, Dana yang dulu kemana yah?
Mereka pun tertawa, namun Dana langsung belajar lagi. Diana semakin tegang menyadari nilai harian anaknya yang makin meningkat. Kadang Diana merasa malu sendiri mengingat janji kecilnya. Tapi di sisi lain Diana senang akan perubahan positif anaknya. Tentu bukan berarti Diana akan bersenggama dengan anaknya. Namun di relung hatinya Diana tahu, bukan hormone anaknya saja yang sedang terpacu. Diana menikmati perasaan yang akan datang saat Diana telanjang di depan mata anaknya. Lama rasanya Diana tak merasakan perasaan tak nyaman di perutnya. Diana sungguh senang
Malamnya acara makan terasa sunyi, sesunyi nyanyian senyap. Di meja terletak dokumen. Dokumen yang tak hentinya dilirik oleh Diana. Diana berdiri dan akan melangkah saat anaknya menghentikannya
Mah, Dana tahu mama akan melaksanakan perjanjiannya, tapi Dana rasa tak perlu mah. Lagian mama lakuin itu untuk memotivasi Dana. Bagi Dana itu saja sudah cukup kok. Menjanjikan sesuatu yang akan memotivasi Dana memang menakjubkan. Tapi Dana kini sudah di jalur yang benar
Setelah itu Dana membersihkan meja makan lalu beranjak ke kamarnya meninggalkan Diana yang tersenyum sendiri sambil geleng geleng. Perasaan tak nyaman di perut kembali datang
Sabtu itu Dana bangun agak siang. Setelah mandi, Dana pun ke dapur ingin makan. Dana tahu setiap sabtu mama selalu belanja. Namun Dana melihat daster mama tergantung di pegangan pintu. Sambil melankah Dana menghanduki rambutnya. Namun saat di dapur Dana menjatuhkan handuknya
Diana menoleh dan tersenyum saat melihat Dana, baru bangun nak? Mau goreng telor apa roti bakar?
Dana melongo melihat mamanya menawakan sarapan tanpa memakai pakaian. Matanya menjelajahi tubuh mama mulai dari payudaranya sampai jembut halus di selangkangan. Bahkan meski telah berkali kali ngintip, namun tak sejelas sekarang
Merasa ditelanjangi mata anaknya membuat Diana tertawa lalu kembali masak
Inilah tubuh empat puluh empat tahun yang mama janjikan, kata Diana sambil menggoyangkan pantatnya
Mama ngapain sih?
Bikin sarapan, mau telur apa roti?
Telur ajalah. Kenapa mama gak dibaju?
Menurutmu kenapa? Mama bukan orang yang suka ingkar. Mama bangga sama kamu. Diana melirik mendapati anaknya sedang menatap susu kirinya. Duduk aja nunggu goreng telor nikmati pemandangan. Kamu berhak mendapatkannya. Lalu Diana melanjutkan memasak
Dana hanya mampu menuruti, duduk sambil menatapi tubuh mamanya. Puting mamanya terlihat seperti menunjuk tegak. Bukan karena udara, namun karena sensasi yang dirasakannya
Mama seksi sekali
Makasih nak
Diana pun selesai memasak dan menaruh makanan di meja makan. Diana ikut duduk
Baiklah, biar ini bisa berjalan lancar, kita perlu membuat aturan. Setiap pulang, mama akan ke kamar mama lalu langsung melepas pakaian. Kalau ada tamu, kamu mesti membuka pintu sementara mama berpakaian
Pasti seru liat mama lari – lari di rumah
Pasti itu. Serius, kini kamu bisa menatap sampai bosan, seperti yang mama janjikan. Tapi tidak boleh menyentuh, apalagi menceritakan pada siapa pun. Jika nilaimu jatuh, drop out dan atau menyentuh, mama kembali berpakaian. Paham?
Paham. Tapi mama gak berharap ikut ikutan telanjang juga kan?
Tentu saja tidak. Aneh kau ini. Udah, nikmati saja keberuntunganmu
Sarapan pagi itu berlangsung dalam diam. Setelah makan, Dana membereskan meja sambil melihat susu dan selangkangan mama
Perut Diana kembali mengeluarkan sensasi saat tubuhnya ditatap oleh anaknya
Dana mencoba bertahan dari keinginan untuk menyentuh susu mama. Aturan main yang ditetapkan mamanya membuatnya patuh
Kayaknya mama adalah mama paling keren deh
Diana menatap mata anaknya, makasih, tapi mama yakin kamu pasti bilang gitu ke setiap wanita, apalagi yang telanjang di hadapanmu
Tentu saja Dana tak mungkin memanggil wanita lain mama sambil berharap melihatnya telanjang
Diana tertawa lalu reflek memeluk anaknya. Dana tentu menikmati sentuhan tubuh telanjang mamanya
Selama kamu mematuhi aturan mainnya mama akan telanjang di hadapanmu. Sekarang, kamu mau mama ngapain?
Dana melirik saat akan melangkah, gak tau mah, mungkin kita main wii bareng
Diana kembali tertawa mendengar ajakan main gim dari anaknya.Diana memencet klakson saat melihat anaknya
Hei, tumben kamu agak telat.
Dana melemparkan tas ke jok belakang lalu duduk di samping mamanya
Hari ini mau ngapain nak?
Paling ngerjain pr mah di rumah temen.
Ntar mama sendirian dong.
Mobil pun memasuki garasi lalu mereka pun masuk ke rumah
Mama lepas pakaian dulu, abis itu masak.
Tunggu mah. Mama tau kan Dana terangsang berat?
Diana tertawa,
gimana tidak, matamu jelajatan terus kan.
Mama telanjang di rumah kan hadiah bagi Dana.
Ya.
Diana kembali merasakan rasa mulas di perutnya mendengar pembicaraan anaknya
Boleh gak Dana lihat mama membuka pakaian? kata Dana sambil menunduk
Ternyata itu yang dikatakan anaknya. Diana pun merasa lega
Kamu mau mama melepas pakaian sambil menggodamu, kayak di film film barat?
Bukan mah. Buka aja biasa, hanya sambil Dana lihat.
Menarik. Memang tak melanggar perjanjian sih. Baiklah. Ayo ikut mama.
Diana lalu memegang tangan anaknya dan membimbingnya ke kamarnya
Kamu duduk aja di kasur, mama ke kamar mandi dulu.
Dana duduk sambil melihat foto foto di kamar. Ada foto dirinya sedari kecil, foto papa dan lainnya. Beberapa saat kemudian Diana keluar dari kamar mandi sambil memegang rambutnya
Baiklah, mama akan mulai pertunjukannya untuk anak mama seorang.
Kenapa mama gak cari pacar lagi setelah papa berpulang? kata Dana sambil melihat foto keluarga yang ada di meja rias
Mama ingin kerja dulu sambil besarin kamu. Jadinya mama gak punya waktu luang deh, kata Diana sambil duduk di sebelah anaknya
Apa mama nanti akan nikah lagi?
Entahlah nak. Mama masih muda, mama akui, telanjang di hadapanmu membangkitkan sesuatu dalam diri mama yang telah lama terkubur, entah apa lagi nanti yang akan bangkit lagi. Menurutmu gimana, apa kamu kecewa selama delapan tahun ini hidup berdua hanya dengan mama?
Mama udah jadi mama terbaik menurut Dana. Kemarin Dana memang sempet gak fokus, tapi kini Dana fokus lagi mah.
By the way bus way, mama kok langgar perjanjian sih? Mama buka dulu ah pakaiannya. Mama lapar nih.
Tanpa bangkit, Diana membuka kancing blus lalu melepasnya. Diana menatap payudaranya yang terbungkus bh merah muda, lalu menatap anaknya melepas kaitan bh
Kamu pernah ngintip mama pas lagi hanya pake cd gak?
Pernah, tapi liat dari belakang doang, kata Dana sambil tersipu malu
Kayaknya mama udah gak punya privasi lagi sedari dulu ya, kata Diana sambil meninju tangan anaknya, dengan pelan tentu, lalu melepas bh nya
Capek gak berusaha lihat ini? kata Diana sambil memegang payudaranya
Apaan, Dana belum ngintip lagi kok, kata Dana sambil menatap payudara mamanya
Dasar nakal.
Mah, Dana boleh nanya sesuatu gak?
Tentu saja sayang.
Setahu Dana, puting kan warnanya coklat, kok yang mama enggak sih? kata Dana sambil menunjuk puting kiri mamanya
Hahaha papamu dulu juga nanya gitu. Tapi mama suka kok, puting mama jadinya spesial, beda dari yang lain.
Tanpa disadari jemari Diana mengelus putingnya sambil sesekali menariknya. Karena mata Diana menatap payudaranya sendiri, Diana tak menyadari gundukan di celana anaknya yang tiba tiba muncul dan mata anaknya yang terus menatap jemarinya
Diana lalu tersadar,
Kapan makannya kita?
Diana lalu melepas rok lalu cdnya sendiri. Setelah telanjang, Diana kembali duduk sambil menekan kedua tangannya di belakan tubuh ke kasur
Mama lapar nih!
Mata Dana terpaku ke jembut mamanya
Apa mama pernah mencukurnya sampai gundul?
Diana lalu menatap jembutnya,
Tidak pernah. Selalu begini saja. Emang udah berapa kali liat wanita yang jembutnya gundul?
Wanita telanjang yang Dana liat cuma mama aja.
Serius? Kamu belum pernah ngapa ngapain?
Tentu saja mah.
Terus kamu pernah ngapain aja?
Kok jadi Dana yang ditanyain sih. Siapa yang telanjangnya sih?
Mama jadi penasaran sih.
Hanya pernah ngeraba susu sama ciuman mah. Terus kalau mamah, kapan mama mulai nakal.
Mulai nakal? Sebelum sama papamu, mama dua kali pacaran.
Diana lalu berbaring menjadikan tangannya sebagai bantal. Satu kakinya di tekuk dan kaki lainnya ditumpu ke kaki itu. Tanpa disadarinya Diana perlahan merangsang anaknya
Dana boleh tanya yang lain lagi gak?
Tanya aja. Udah terlanjur gini kok.
Katanya ada bagian tubuh yang kalau disentuh bisa membuat orgasme sambil menjerit. Benar gak tuh?
Pertanyaan anaknya membuat Diana memikirkan vaginanya dan secara reflek melebarkan paha membuat anaknya dapat melihat vaginanya dengan jelas. Suara anaknya menelan ludah menyadarkan Diana
Mama gak tau kalau soal menjerit. Tapi yang pasti memang ada beberapa titik yang sangat sensitif. Ingat aturan main kita, boleh lihat sepuasnya tapi tidak boleh sentuh.
Tenang mah, Dana takkan melanggar aturannya
Diana lalu menyentuh selangkangannya. Diana melebarkan paha dan menyelipkan jemari ke vaginanya
Mama tunjukan ini karena kamu nurut sama mama.
Diana lalu melebarkan vagina dengan jemarinya lalu jari tengah menyentuh daging kecil. Nafasnya memberat saat jari itu menekan. Dana mendekatkan kepala ke selangkangan yang terpampang di depannya
Ini yang disebut klitoris. Sangat sensitif. Nah, di dalamnya terdapa g-spot yang apabila tersentuh bisa membuat wanita orgasme. Tapi jangan berharap jeritan karena jarang yang sampai menjerit.
Nafas Diana kembali memberat menyadari apa yang dilakukannya di hadapan anaknya sendiri. Tubuhnya sedikit kejang. Diana menggigit bibir mencoba menangan erangan. Diana juga menegangkan otot pahanya. Setelah tak lagi kejang, Diana melepas jemari dari selangkangannya
Udah ah pelajaran biologinya. Makan yuk.
Makasih mah. Mama bener bener baik deh.
Dana membungkuk lalu mencium bibir mamanya sekilas. Tak sengaja dada Dana menekan payudara mamanya. Sentuhan ini adalah sentuhan pertama sejak diberlakukannya aturan, namun Diana membiarkannya. Dana lalu bangkit berbalik dan keluar kamar. Dana merasa seperti anak yang paling beruntung
Diana masih berbaring. Linglung. Perutnya kembali seperti mules. Diana masih terkesima. Lalu Diana teringat sebuah dildo hadiah dari suaminya yang di simpan di laci. Diana lalu bangkit ingin segera makan agar anaknya cepat keluar. Dana ingin orgasme lagi seperti tahun tahun dulu, lepas tanpa ditahan – tahan.Diana masih tak percaya dia orgasme di depan mata anaknya sendiri. Lupakan tujuh tahun tak terjamah, tahun ini mesti beda. Diana senang anaknya akan keluar main. Tak mengejutkan, semenjak Diana tak lagi berpakaian, anaknya selalu di dekatnya. Kini Diana lega anaknya akan keluar hingga bisa membuat Diana menghabiskan waktu sendiri
Saat sedang mencuci piring, Diana mendengar suara pintu ditutup. Diana tak tahu kapan anaknya pulang maka dari itu Diana memutuskan untuk mengefektifkan waktu. Langsung Diana menyelesaikan pekerjaannya dan bergegas ke kamarnya
Setelah menutup pintu kamar Diana mengambil dildo di laci. Dulu Diana beberapa kali memakainya saat bersama suaminya. Namun semenjak kematian suaminya, gairah seksualnya seolah ikut mati
Diana merebahkan diri sambil memegang vibrator. Jempolnya pun menekan tombol saklar, namun tiada yang terjadi. Pasti batrenya mati, pikir Diana. Untungnya Diana selalu beli batre buat anaknya
Diana mencoba membuka penutup batre sambil berjalan ke kamar anaknya. Diana pun memutar gagang pintu hingga pintu kamar anaknya terbuka
Diana pun melangkah masuk mendapati anaknya sedang berbaring, celana ada di lututnya dan tangan ada di penisnya yang tegang
Diana meminta maaf, berbalik lalu keluar dan menutup pintu kamar anaknya. Diana kembali ke kamarnya sendiri dengan jantung yang berdetak lebih kencang, seperti genderang mau perang. Diana tak bisa menyingkirkan penis anaknya dari pikirannya
Kira kira seperempat jam kemudian setelah hatinya tenang, Diana kembali kembali mengetuk kamar anaknya. Setelah suara anaknya berkata masuk, Diana pun masuk. Diana melihat anaknya sedang duduk di depan monitor. Diana pun duduk di kasur bersebelahan dengan kursi yang diduduki anaknya
Maafkan mama nak. Mama kira kamu keluar main.
Gak jadi mah. Tadi temen bilang ada urusan.
Mama gak tahu sih.
Iya. Lagian mama ada perlu apa sih?
Mama butuh batre.
Mama lagi megang apaan tadi?
Diana merasa malu,
mainan dewasa yang kehabisan batre.
Akhrinya Dana berbalik. Meski masih merasa malu namun Dana tersenyum jua
“Mama bercanda ah.”
Gak juga. Mama buru buru, karena, ingin cepet selesai, sebelum kamu pulang, Diana bisa merasakan wajahnya memerah
Jadi mama mau ngelakuin, ehm, yang mama liat Dana lakuin?
Kira kira.
Ibu dan anak itu pun saling tatap, lalu keduanya tertawa
Maafin mama ya nak, kata Diana sambil menyeka matanya
Iya mah, lagian mama gak salah kok.
Mama boleh nanya gak?
Ya.
Apa kamu sering ngelakuin itu?
Diana merasa malu melihat anaknya yang terlihat malu
Sekarang sih jadi sering setelah mama telanjang terus.
Serius dong. Mama tau mama gak jelek jelek amat tapi, mama kan udah tua. Terus mama juga ibumu.
Dana serius kok mah, mama masih cantik.
Gombal. Tiap lelaki pasti ngomongnya gitu. Tapi mama seneng masih bisa menginspirasi anak muda kayak kamu.
Gambaran Dana memegang kemaluannya muncul lagi di kepala Diana
Diana pun bangkit,
sekali lagi maafin mama yah. Setelah itu Diana berbalik menuju pintu
Tunggu mah!
Diana kembali berbalik melihat anaknya membuka laci meja
Mama butuh batre apa?
Dua batre remot.
Dana pun menyerahkan batre ke mamanya
Mama jangan marah ya, tapi apa boleh kapan kapan Dana nonton mama?
Diana menatap anaknya sambil memainkan batre di tangannya. Diana mulai sedikit khawatir akan hal ini
Gak tahu. Mama mesti pikirkan dulu, tapi tenang saja mama gak marah kok. Asal kamu jujur dan terbuka sama mama.
Diana menghampiri anaknya lalu mencium pipi anaknya. Setelah itu Diana keluar kamar namun saat akan menutup pintu anaknya bilang agar biarkan saja terbuka
Diana melangkah ke kamarnya lalu masuk dan membiarkan pintu terbuka. Diana pun duduk di kasur lalu memasang batre dildo
Kini, rasanya masturbasi membuat Diana gugup. Padahal ini bukanlah kali yang pertama. Diana juga merasa bangga bisa menahan diri untuk tidak masturbasi hingga sekarang padahal cukup lama dia telanjang di depan lelaki. Mungkin jika dia dan anaknya menahan diri untuk tak masturbasi keadaan akan baik baik saja
Namun, tanpa mereka sadari, kejadian ini merupakan awal dari kaburnya batas batasan yang telah disepakati. Entah sampai kapan hingga salah satunya mulai tak bisa menahan diri
Sejauh ini tak ada kejadian yang menkhawatirkan. Bahkan kebiasaan buruk Dana mulai menghilang, Dana mulai belajar bertanggung jawab
Diana mulai menyalakan vibrator dan melihatnya sebentar. Setelah itu Diana mematikan vibrator dan meletakkan di pangkuannya. Diana tiba tiba teringat permintaan anaknya
“Dana, sini nak!” suara Diana agak keras
Dana memasuki kamar mamanya,
ada apa mah?
Gini aja. Tadi mama gak sengaja liat kamu, biar adil mama izinin sekarang kamu liat mama. Diana mengangkat vibratornya lalu menunjukkannya ke anaknya,
tapi ingat, jangan sentuh apa apa.
Kok mama punya yang gituan sih?
Oh, dulu saat mama lagi liat film sama papamu, ada adegan satu wanita main dengan dua pria. Mama iseng bilang ingin nyobain kayak gitu, eh esoknya papamu kasih mama hadian ini.
Kayaknya mama dan papa harmonis bener yah?
Udahlah nak, jangan bicarain papamu lagi. Sekarang mending kamu duduk aja.
Dana pun duduk di sisi kasur sedang mamanya berbaring di tengah
Papamu beberapa kali nonton mama gini kayak kamu, dulu.
Diana menatap anaknya yang sedang membasahi bibir dengan lidahnya. Diana menarik nafas dalam dalam, santai lalu melebarkan kakinya. Diana mendekatkan dildo ke mulutnya. Anaknya mengamati dengan seksama
Jangan pernah gunain ini jika masih kering, harus dibasahi dulu.
Dana mengangguk saat melihat mamanya menempatkan dildo di mulutnya. Dana merasakan kedutan di celananya
Diana mulai mengulum dildo di mulutnya dengan pelan. Setelah dirasa agak basah, Diana melepas dan mulai menyalakan vibrator. Dana dapat mendengar dengungannya. Diana mulai menyentuhkan vibrator melingkari payudaranya hingga puting. Sedangkan tangan satunya lagi mengelus selangkangannya sendiri
Erangan Diana mulai terdengar disertai turunnya vibrator dari payudara ke perut, lalu ke sekitar jembutnya. Sementara tangan yang satunya sibuk keluar masuk di selangkangannya. Diana lalu mencabut jemarinya yang kini basah dan menghisap dengan mulutnya
Diana menoleh melihat anaknya yang menatap dildo. Diana tetap melihat anaknya saat tangannya yang satu mulai memainkan payudaranya. Kini Diana berusaha memasukan dildo ke memeknya yang makin basah. Nafasnya mulai terengah engah
Diana mengangkat dadanya dan melepaskan tangan dari payudaranya. Kini tangan yang bebas mulai menyentuh pinggulnya dari belakang. Kini jempol Diana menekan anusnya sendiri. Rupanya jempol itu berusaha memasuki anus. Erangan Diana makin terdengar keras
Diana berusaha menekan dildonya sedalam mungkin seiring dengan usaha jempol di anusnya
Oh, nak.!
Diana pun mengejang membuat kasurnya gemetas untuk sesaat. Perlahan, Diana kembali bergerak lalu mengeluarkan dildo dan jempol dari selangkangannya. Diana pun berbaring sambil terengah engah. Anaknya melihat tubuhnya yang penuh peluh
Diana menyeka dahi dengan tangannya. Rambutnya penuh keringat hingga lengket. Sementara dildo lepas dari tangnnya meski masih bergetar
Oh tuhan, Diana tersenyum sambil menatap anaknya
Bagaimana?
Luar biasa mah!
Itu yang kamu inginkan kan?
Ya, tapi kayaknya mama ingin pantat mama juga dijamah yah?
Diana memerah memikirkan apa yang baru saja anaknya saksikan
Harus dilakukan dengan benar nak, karena sangat sensitif. Papamu kadang melakukannya, tapi dia bisa berhati hati.
Diana lalu berbaring menghadap anaknya
Udah impas kan?
Iya. Tapi tetep Dana ingin mama ketuk dulu kalau mau masuk kamar.
Dana mulai tak nyaman dengan rasa sesak di celananya. Dana lalu bangkit
Kalau kamu mau, mama bisa sangat menginspirasi. Tinggal ngomong saja sama mama.
Diana tersenyum mendengar erangan anaknya sambil menutup pintu kamarnya. Diana lalu melangkah ke kamar mandi sambil melihat vibrator basah menggeliat di kasurnya. Diana berpikir dia harus mulai menyetok batre di kamarnya sendiri. Tapi mungkin lebih baik mengambilnya dari kamar anaknya saja
Apa kabarnya anak mama yang selalu terangsang ini?
Diana muncul lalu menempelkan tubuh ke punggung anaknya karena mau mengambil makanan di lemari. Putingnya serasa menggelitiki punggung
Ya makin terangsang karena mama nih.
Diana menatap payudaranya yang menekan punggung anaknya
Maaf, abisnya mau ambil makanan sih.
Diana mundur membuat tubuhnya tak lagi menempel. Dana berbalik dan matanya menatap puting mamanya yang keras
Masih pagi gini kok udah keras sih mah?
Abis pake handuk sih, jadi gini nih, kata Diana sambil mengelus puting dengan telapak tangannya
Ceria bener pagi ini mah.
Iya dong. Kan biar semangat.
Mau ngapain aja mah hari ini?
Gak tau. Kamu maunya mama ngapain aja? tanya Diana sambil menggoyangkan bahunya. Otomatis payudaranya pun ikut bergoyang
Gimana bisa mikir kalau perut kosong mah.
Ya udah. Mama bikin panekuk aja ah. Biar bikinnya sambil goyang.
Dana duduk lalu tertawa,
goyang sambil bugil.
Diana lalu membungkuk untuk mengambil wajan dari bawah lemari sambil menggoyangkan pantatnya,
goyang wajan nih.
Bebepara saat kemudian setelah panekuk matang, keduanya pun sarapan
Apa anak perkasa ini mau menolong mamanya yang udah tua dan telanjang?
Siap. Mama kan tau caranya memotivasi tanpa busana.
Dana tersenyum melihat mamanya tertawa
Apa mama juga suka telanjang di depan papa?
Gak juga. Tapi sehabis ngelakuin sesuatu, kayak ngebikin kamu, kadang mama telanjang sampai sore atau malam.
Mama dan papa aneh juga ya?
Mama saling mencintai. Jadi mama dan papa hanya bersenang senang saja. Lagian meski tua, namun tak mesti berpikiran kolot.
Jadi menurut mama, anal seks, masturbasi dan bicarain trisom, normal gitu?
Diana menunjuk ke anaknya,
Hei, trisom hanyalah fantasi. Lagian bukan salah mama kalau papamu suka pantat. Urusan ranjang mama juga gak perlu jadi urusanmu. Wew, Diana lalu menjulurkan lidah ke anaknya
Dana mengangkat alis mendengar pengakuan baru mamanya
“Dana tahu cara ngabisin waktu hari ini mah.”
“Oh ya, ngapain tuh.”
Tapi, mama jangan marah ya
Diana memotong ucapan anaknya,
akhir akhir ini kamu doyan bener bener bilang gitu?
Abisnya, mama telanjang sih. Bukan salah Dana kalau terangsang.
Iya. Jadi apa yang mau kamu katakan?
Yah. Pokoknya gak kan melewati batas kok.
Baik. Kalau gak ngelanggar aturan sih mama gak keberatan kok
Janji ya mama takkan marah. Meski Dana selalu terangsang, tapi Dana selalu nurut. Hanya saja kini Dana makin penasaran.
Terus.
Dana, mata Dana kini menatap meja,
ingin lihat seperti apa sih anal seks itu.
Apa? Kamu ingin mama bawa pulang pria lalu memberi pantat mama cuma cuma demi memenuhi rasa ingin tahu kamu?
Bukan begitu mah. Tapi pake mainan mama.
Pake itu? Sambil ditonton kamu? Kenapa gak cari tahu di internet saja?
Internet? Itu sih palsu mah.
Mama tak percaya kamu ingin nonton mama pake dildo di pantat mama sendiri.
Juga sambil Dana fotoin yah mah.
Diana terkejut mendengarnya
Mama kan udah pernah sama papa. Lagian Dana gak bakal pegang pegang kok, jadi jangan marahi Dana dong.
Diana menggeleng,
Mama kayaknya ngelahirin maniak. Biar mama pikirkan dulu. Memang itu tak melanggar aturan kita, namun kayaknya terlalu jauh melangkah. Kalau mama menolak apa kamu jadi gak mau bantuin mama?
Dana memutuskan saatnya untuk pergi dari dapur
Tentu tidak mah. Meski mama menolak Dana tetap akan membantu kok. Panggil saja kalau ada yang harus dikerjain mah. Cuma tadinya Dana takut mama marah.
Dana pun bangkit lalu menuju ke kamarnya untuk main komputer
Di dapur, Diana beres beres. Lagi, perutnya kembali dilanda mules. Setelah beres, Diana ke kamarnya lalu duduk di kasur sambil berpikir. Memainkan dildo ke pantat tak bisa disebut normal jika dilakukan di depan anak sendiri. Apalagi sambil di foto. Diana tak terlalu mengkhawatirkan hasil fotonya. Setelah melihat betapa anaknya menjadi termotivasi dan penurut membuat Diana percaya padanya. Permintaan anaknya sangatlah liar meski tanpa sentuhan
Diana tak ingin membuat anaknya marah. Jadi sepertinya tak berbahaya asal masih dalam aturan. Apalagi dia telah masturbasi dua kali. Bahkan menyentuhkan jemari di anus. Tak heran anaknya jadi penasaran soal anal seks. Diana kembali teringat saat mengambil wajan sambil menggoyangkan pantat. Diana berpikir mungkin anaknya seperti suaminya
Diana teringat per anal an dengan suaminya. Diana juga ingat betapa nikmatnya orgasme yang dirasakan saat masturbasi sambil ditonton anaknya. Diana jadi merasa bersalah menyebut anaknya saat orgasme, bukan menyebut suaminya
Tak pernah terpikirkan oleh Diana untuk menggantikan suaminya dengan anaknya. Namun, Diana akui ketegangan seksual di rumahnya makin meningkat setelah Diana memutuskan telanjang. Diana kembali memikirkan saat saat bahagia dengan suaminya. Begitu indah, liar dan nikmat. Kini, semuanya telah hilang
Suaminya kurang suka diajak belanja. Jadi, untuk memotivasi suaminya, Diana membuat sebuah permainan kecil. Jika sedang belanja, suaminya menantang dia untuk melakukan lima hal, jika ada satu yang tak dipenuhi maka Diana kalah. Pun sebaliknya. Hadiahnya, ya seks
Dingin bener nih kulkasnya. Biar agak angetan dikit, taruh bh mama di kulkas, suaminya menyeringai sambil menunjuk kulkas yang ada di supermarket. Diana pun melepas kaitan bh, menarik tali dari lubang lengan bajunya hingga lepas. Kemudian menaruh bhnya ke kulkas
Papa hutang bh baru, Diana pun berbalik dan melangkah
Di bagian roti kok gerah bener yah. Buka aja cdnya di sini mah.
Diana berhenti lalu menoleh ke suaminya,
Itu ngomong doang atau tantangan pah?
Kamu takut ada yang liat? Itu tantangan mah.
Diana menatap suaminya sambil menyeringai. Diana melangkah ke sudut bagian roti, mengangkat roknya, menggoyangkan pantat, menurunkan cd lalu mengangkat kaki untuk melepasnya
David menoleh mendengar suara wanita tua yang menggerutu kepada pria tua yang menatap Diana. David ingin Diana menyadari kehadiran pasangan tua itu, maka David menunjuknya. Diana tertawa menyadari apa yang David tunjuk
Diana tersenyum sambil mengelus seprai. Delapan tahun tanpa belaian lelaki membuatnya gila. Diana tak pernah menyadari perubahan yang terjadi sepeninggal suaminya
Meski menyukai pantat, namun David bisa dibilang wajar; munkin anaknya pun demikian. Kematian suami membuatnya sadar betapa kita tak tahu kapan kehidupan ini akan berakhir. Pikiran erotis itu membuat Diana sadar sekaligus menggelengkan kepala
Diana pun melangkah mengambil hand body, kamera saku digital dan dildonya. Setelah terkumpul Diana pun duduk
Sini nak! teriak Diana lantang
Tunggu mah, jawab Dana sambil bergegas ke kamar mamanya
Diana merasakan jantungnya berdetak lebih kencang mendengar suara anaknya mendekat
Mau ngapain dulu kita mah?
Nih, Diana melemparkan kamera ke anaknya
Kamu ingin mama ngapain dulu? Diana menunjukan bodylotion dan dildo ke anaknya
Maksudnya apa mah?
Misalnya berbaring dulu, terlentang atau berlutut.
Maksud mama ada banyak cara?
Duh, kayaknya bakal jadi masalah kalau mama kasih tahu semua yang mama tahu. Mau telungkup, Diana lalu telungkup, melebarkan pahanya
Atau sambil berlutut, Diana berguling lalu bangkit berlutut. Diana menoleh ke anaknya
Gitu bagus mah. Dana menatap kamera di tangannya. Merasa sangat beruntung
Setelah selesai boleh dipindahin ke komputer kan mah?
Diana menatap anaknya sambil memuntahkan hand body ke tangannya
Apa mama perlu menambah aturan soal foto juga?
Tenang mah. Tak akan ada yang tahu kok.
Dildonya kini dilumasi hand body
Ingat, yang kayak gini mesti dilakukan oleh pasangan yang saling mencintai. Wanita bukanlah daging yang bisa diolah seenaknya untuk kesenanganmu sendiri. Wanita juga punya perasaan dan emosi. Hormatilah selalu itu!
Gini aja mah. Kalau mama memang tak nyaman, mending gak usah diteruskan deh. Lagian Dana juga gak kan marah kok.
Makasih nak. Tapi mama rasa gak apa apa kok. Kamu memang kayak papamu.
Dana bisa melihat wajah mamanya yang penuh semangat
Biasanya pria membantu melumasi. Namun dalam kasus kita tentu tidak. Jadi mama memakai jari sendiri untuk melumasi pantat mama.
Makasih mah.
Diana mendengus tertawa kecil
Dana melihat jemari mamanya perlahan masuk ke anus. Lalu tangan yang lain menyemprotkan hand body ke anus. Setelah itu jemari lainnya mencoba masuk. Kini telunjuk dan jari tengahnya sedang berusaha memasuki anus mamanya. Kedua jemari itu bergerak berputar di dalam anus. Hand body kembali disemprotkan dan kini tiga jari yang menari. Kembali dilumasi, empat jari pun keluar masuk membuat suara yang terdengar erotis di telinganya
Diana melepas jemarinya lalu meraih dildo. Jempolnya berada di tombol
Dana melihat lubang anus mamanya membuka lebar
Diana menyentuhkan ujung dildo ke anus. Diana menatap anaknya yang berdiri menganga,
Halo nak, mama udah siap nih!
Apa mah?
Pake kameranya dong!
Setelah kamera itu berada di depan wajah Dana, Diana mulai memasukan dildonya
Uh Kalau kamu ngelakuin ini sama cewek, mesti pelan pelan karena awalnya sangat tak nyaman, kata Diana sambil menggerakan bibirnya
Jangan pernah lakuin tanpa pelumas!
Diana berhenti sejenak saat setengah dildo sudah masuk. Dia bisa mendengar suara tombol kamera ditekan. Setelah itu Diana melanjutkan aksinya
Kita biarkan dulu sejenak.
Diana menggoyangkan pantatnya sambil mengawasi anaknya yang sibuk memakai kamera
Akhirnya, tangan Diana mulai menarik kemudian mendorong lagi dildo itu. Dana mulai semakin sibuk dengan kameranya
Kamu menikmati pertunjukannya? Dasar anak sesat!
Bercanda terus ah mah.
Dulu papamu bahkan memakai video, bukan kamera kecil kayak gitu. Tangan Diana mulai bergerak cepat
Apa? Di film mah?
Diana tertawa melihat anaknya sibuk mengutak atik kamera. Diana menunduk dan mulai mendorong dildo di anusnya lagi. Nafasnya mulai memburu
Oh, oh, oh. Diana menjerit lalu lunglai jatuh ke kasur saat tubuhnya gemetar. Tangannya kini berada di sisi kepalanya. Saat berbaring otot anusnya membuat dildo itu perlahan keluar dan jatuh ke kasur
Dana melihat anus mamanya membuka tutup berulang ulang
“Keren,” kata Dana sambil memainkan zoomnya
Diana mendengar jelas kata kata anaknya. Tapi kesenangannya membuat Diana mengangkat pantat dan melebarkan paha ke arah anaknya
Goyang pinggul goyang pinggul oh asiknya, suara Diana terdengar serak
Setelah bergoyang Diana pun lemas dan tergolai di kasurnya. Wajahnya penuh keringat
Kamu mesti bantu bantu mama abis ini.
Iya mah, abis mindahin ke komputer.
Dana bangkit lalu menghilang keluar. Diana meraih dildo di sampingnya lalu menatapnya. Memang tak sama seperti saat bersama suaminya dulu. Tapi untuk sekarang rasanya cukup. Tiba tiba Diana tersenyum lalu memasukan dildo itu ke mulutnya. Diana tetap mengulum dildo sambil melangkah ke kamar mandi. Sayang anaknya tak melihat ini, batin Diana.“Oh Tuhan, menjijikkan” Diana terhenti menatap ke kamar anaknya
Di monitor terlihat film Diana sedang mendorong dildo ke pantatnya. Diana lalu masuk dan duduk di kasur anaknya
Sampe diperbesar gitu? Tunggu, mama punya tanda di sana? Diana lalu berputar menatap pantatnya sendiri
Ibu dan anak itu menonton video dalam diam. Hingga dildo keluar dan sang ibu menjatuhkan diri di kasur
Menjijikan yah, kata Diana sambil menutup wajah dengan tangan, namun matanya mengintip dari sela sela jemari
Dana tertawa,
Hahaha, kalau liat film horror juga mama bilang takut, tapi sambil ngintip.
Orang orang mestinya jangan liat orang lain terbunuh; apalagi melihat mama mainin anus mama pake dildo, kata Diana sambil melempar bantal ke anaknya
Pokoknya, kalau sampai ada yang melihat rekaman ini, mama bersumpah akan membunuhmu.
Baiklah Nona Cerewet. Akan saya matikan, kata Dana lalu menutup media playernya
Ya tuhan, gambar mama lagi telanjang kok dijadiin latar belakang sih? Gimana kalau temanmu melihat? Udahlah, gak akan ada yang lihat rekaman mama karena sekarang kamu akan mama bunuh.
Tenang mah. Kan ada dua akun. Yang pertama kalau yang log innya Dana. Sedangkan kalau temen pake akun umum.
Diana melihat pantatnya memenuhi hampir seluruh layar dengan dildo menancap dan
Diana sembur. Dia melihat gambar pantatnya mengisi sebagian besar layar dengan setengah penis karet mencuat dari anusnya dengan kepala hanya terlihat di bahu di latar belakang
Kok pake gambar yang itu sih? Pantat mama jadi terlihat super besar.
Kan gambarnya juga cuma sedikit mah. Tapi Dana siap fotoin lagi kok.
Tidak. Yang terakhir aja bisa jadi masalah.
Tapi mah, hasil kamera ini adalah hasil terindah yang pernah Dana lihat.
Bercanda aja. Mama sih lihatnya kayak lihat film porno tua. Hanya saja tanpa musik latar.
Kalau mama mau Dana bisa tambahin musik kok mah.
Bukan gitu maksud mama, Diana menatap monitor lagi lalu bergidik
Jorok bener gambarnya, kamu kok bisa tahan melihatnya sih?
Mah, Dana tahu mama sudah empat puluh tahun lebih, tapi mama masih cantik. Ditambah susu dan pantat mama yang montok.
Dasar kamu aneh, Diana tertawa,
pokoknya gambar itu mesti dihapus!
Dana melambaikan tangan tanda tidak sambil menyeringai pada webcam
Tidak, tidak, tidak. Kamu udah bikin mama gak pake baju. Kamu udah liat mama sepuasnya, bahkan kamu udah jadiin mama bintang film porno
Kamera kan ide mama.
Jangan ngeles.
Iya. Kayaknya nyonya terlalu banyak protes.
Pokoknya hapus.
Enggak
Dana dapet apa kalau ngehapus ini?
Apa? Kamu mau sesuatu? Dasar mesum!
Bukankah mama yang pertama ngajarin tawar menawar!
Mama sungguh tak percaya ini. Baiklah, kamu mau apa?
Foto lain lagi.
Iya, tapi sedikit.
Tapi Dana suka gambar latar ini mah. Banyak dong.
Gak adil itu. Masa satu gambar ditukar banyak gambar, Diana memainkan suaranya agar terdengar seperti lebih simpati
Suaranya gak usah dibuat buat mah.
Oke, terus mama dapet apa dong?
Hah?
Kok malah bengong sih? Kamu kan pintar negosiasi.
Emang apa yang bisa Dana kasih?
Diana ingat saat memergoki anaknya yang sedang memegang kelaminnya. Diana lalu menyeringai ke anaknya
Wajah mama kok aneh gitu sih?
Inilah mamamu, hehehe
Dana menyeringai, namun Diana menunjukkan telunjuk ke wajah anaknya
Kamu ingin ngambil banyak foto mama demi menghapus foto yang gak mama suka dan
Diana menghentikan sebentar suaranya, Dana menatap cemas
kamu masturbasi hingga keluar sambil diliat mama.
Apa?!? Tidak mungkin!
Bener nih gak setuju?
Tapi, Dana ambil banyak foto mama dan juga film baru.
Film apa?
Seperti yang pertama, cuma kali ini sambil nungging.
Kamu memang aneh. Doyan bener sama pantat.
Kan gara gara mama juga. Siapa suruh liatin pantat montok mama.
Dasar aneh.
Jadi, Dana masturbasi di depan mama, terus mama yang nentuin latar belakang monitor. Mama beri Dana film baru dan foto baru yang banyak.
Maksud banyak?
Sampai Dana bosan.
Emangnya kamu bisa bosan?
Dana kan masih muda mah.
Baiklah. Mama akan obok obok pantat mama sementara kamu filmkan dan fotoin. Tapi sebelumnya kamu masturbasi dulu, telanjang tentunya.
Tapi Dana pasti butuh rangsangan dulu dong mah. Mama bikin film aja dulu lalu Dana mulai lepas pakaian.
Baik, bikin film dulu tapi harus telanjang.
Baik. Tapi kalau libur kita pergi liburan mah.
Apa? Banyak bener keinginanmu. Kenapa gak kamu pikirkan dulu sebelum mama mulai melepas pakaian mama?
Kan mama yang bilang lihat pantat mama agar Dana bisa berubah.
Ya, tapi kini pantat mama yang terus dilihat, malah diobok obok.
Dana mulai menghitung memakai jemari,
Ayo kita hitung, telanjang, masturbasi, gambar latar, film anal baru, banyak foto, liburan dan bersedia difilm lagi nanti.
Kamu pasti cocok kalau kerja jadi politisi.
Enggak deh. Jadi gimana, Telanjang, masturbasi, gambar latar, film, foto, liburan, setidaknya dua film lagi.
Menyebalkan.
Bener gak mau?
Mama muak sama per pantat an.
Dana lalu memutar kepalanya dari yang tadinya menghadap monitor menjadi menghadap mamanya
Diana melihat lagi gambar pantatnya yang dijadikan gambar latar, lalu bergidik
“Baiklah, setuju.”
Ibu dan anak itu saling tatap. Dana mengangkat alisnya, Diana menggeleng. Keduanya lalu berdiri. Dana melingkarkan tangan ke bahu mamanya sambil berjalan ke luar
Lebih baik bikin filmnya di ruang tv aja. Biar pencahayaannya lebih jelas dan latarnya sofa hitam.
Maksudnya?
Biar Dana lebih mudah beresin sofanya mah.
Mama benci kamu, kata Diana sambil memukul lengan anaknya
Bukankah anak anak kebanyakan dibenci mamamnya. Dana kan cuma kasih kesempatan mama main film berkualitas.
Diana menghentikan langkahnya lalu menatap anaknya
Apalagi?
Berkualitas?
Mama masih punya handycam kan?
Handycam? Jangan!
Jadi mama mau film mama terlihat seperti film porno jadul? Sekalian aja tambah musik latar murahan.
Mama makin benci kamu.
Terserah mama, mau terlihat kuno atau cantik?
Sekalian aja mama pake make-up, minyak zaitun dan high heel.
Ide bagus tuh mah!
Ya, tapi mama hanya bercanda. Dasar anak aneh.
Gak bosan mah bilang gitu?
Anak aneh! kata Diana sambil menunjukkan telunjuk ke dada anaknya
Mama makin galak sih? Lagian, kalau pake make-up, minyak zaitun dan high heel kan Dana jadi bisa nyeting kameranya dulu. Ntar jadinya pasti bagus mah. Kalau tidak, mungkin gambar latarnya takkan berubah mah.
Baik, make-up, minyak zaitun dan highheel. Biar sekalian filmnya menang kontes film.
Diana pun melangkah menuju kamarnya sementara Dana diam berpikir kapan terakhir kali memakai handycam
Hei nak.
Dana melihat arah suara yang ternyata di pintu. Mamanya sedang berdiri membelakangi, lalu rukuk dan menggoyangkan pantatnya sambil berkata goyang pinggul, goyang pinggul. Setelah itu mamanya tertawa lalu menutup pintu
Malah mama yang bilang Dana aneh.
Dana tersenyum. Pasti akan menyenangkan nanti, batinnya
####
Setelah mandi, Diana duduk di kasur sambil mengeringkan rambut. Diana merasa senang dengan apa yang akan terjadi namun Diana juga merasa tak senang akan sikap anaknya yang mulai arogan. Diana merasa sudah waktunya mengajarkan anaknya bahwa kalau bermain api bisa berakibat kebakaran
++++
Setengah jam kemudian Dana hampir selesai menyiapkan tempat. Di sisi sofa telah dipasangi lampu yang mirip di studio foto hingga membuat pencahayaan pada sofa sangat terang. Sedang hampir satu meter di depan sofa terdapat tripod yang dipasangi handycam. Saat mengecek handycam, Dana mendengar langkah mamanya datang
Cantiknya!
Rambut Diana masih basah. Wajahnya memakai make-up yang bahkan belum pernah terlihat secantik ini oleh Dana. Tubuhnya berkilau dan mengeluarkan aroma baby oil. Tangan kanan Diana memegang dildo. Tak lupa kakinya memakai highheel
Diana melihat ruangan yang telah disiapkan anaknya dengan takjub,
Kamu siapkan ini sendiri?
Untuk kali pertama Diana melihat betapa anaknya sangat terpesona hingga tak bisa berkata kata. Diana berjalan sambil mengelus dadanya, lalu elusannya turun ke pantat hingga pantat itu duduk menyentuh sofa hitam
Pantat Diana yang berminyak kini duduk di sofa. Satu kaki dibuka lebar hingga tumitnya mengenai sisi sofa. Sedangkan kaki satunya dipanjangkan ke bawah
Nafas Dana tercekat melihat memek mamanya yang telah bersih tiada rambut sehelai pun. Jelas terlihat lipatan memeknya. Apalagi dengan olesan baby oil membuatnya memantulkan cahaya
Melihat anaknya terpesona, Diana mengambil dildo dan memposisikan di vaginanya, namun tanpa melakukan penetrasi
Jangan salahkan mama kalau kamu sampai lupa ngerekamnya. Serangan di Pantat Tua Mama jilid Dua.
Begitu Diana selesai berbicara maka dildo itu langsung berusaha memasuki pantat Diana. Beberapa bagian sofa kini telah dipenuhi minyak yang menetes dari tubuh Diana
Dana langsung memainkan kameranya sambil terus membasahi bibir dengan lidahnya. Tangannya begitu sibuk memainkan tombol yang ada di handycam
Diana mencoba tersenyum di sela sela erangan yang terus keluar dari mulutnya
Kamu tuh jangan cepat cepat matiin kameranya terus pergi. Siapa tahu kali ini bisa ngerekam saat mama bersihin dildo pake mulut mama seperti yang terakhir.
Mulut Dana ternganga mendapati adegan yang dilewatinya
Diana perlahan menarik dildo dari pantat lalu mendekatkan ke wajahnya
Kayak gini nih.
Diana lalu memasukan dildo ke mulut dan memainkannya. Tak lupa juga menjilatinya
Dana merasa penisnya makin keras dan cairan pelumasnya pun keluar membasahi celananya
Aduh, kata dana sambil mengelus celananya
Diana melepas dildo di mulutnya lalu tertawa. Dildo itu kembali ditempatkan di pantatnya. Diana terus memainkan dildo sambil berbicara
Dasar anak muda.
Setelah beberapa menit, Diana mengangkat lututnya hingga mendekati dada membuat pantatnya makin terlihat jelas. Kini kedua tangan Diana sibuk memainkan dildo di anusnya
Unh, unh, unh, unh AHHHHHHH.
Diana menjerit sambil berusaha memasukan dildo sampai mentok. Kakinya bergoyang, tubuhnya kejang hingga beberapa detik kemudian tubuh Diana pun berhenti gemetaran. Kakinya terjatung lunglai ke bawah
Setelah beberapa detik, Diana mencabut dildo dari pantat lalu mendekatkannya ke wajah. Dildo itu dijilati Diana lalu dimasukan ke mulutnya. Beberapa saat kemudian Diana asik memainkan dildo di mulut hingga merasa cukup
Jadi berantakan gini yah.
Iya, mama sih nakal.
Diana tertawa,
yang penting tugasmu tuh ntar bersihin ini.
Diana melihat keadaanya lalu bangkit berjalan mendekati anaknya
Nah, anak aneh, perjanjian pertama kita telah mama laksanakan.
Dana langsung mengangguk
Sayang sekali. Padahal mama udah siap ronde berikutnya. Nih deh mama kasih sedikit inspirasi buat kamu.
Diana lalu memeluk anaknya membuat pakaian anaknya kini basah oleh baby oil. Paha Diana juga diangkat untuk membasahi sekitar pinggang dan celananya
Kayaknya bajumu perlu dicuci tuh.
Dana mengerang. Diana menepukkan tangannya
Baiklah pejantan muda. Mama beri kamu sepuluh menit untuk siap siap menghibur mama.
Dana pun melangkah menjauh menuju kamarnya. Namun saat baru setengah jalan, terdengar suara mamanya
Mama taruh baby oil di lemarimu nak.
Diana menyeringai. Pasti malam ini bakalan seru, pikirnya
Dana duduk di kasur dengan hanya memakai celana pendek sambil gemetaran. Dana memang jadi terbiasa melihat mamanya telanjang, namun Dana merasa tak nyaman jika harus ikutan telanjang juga. Dana menyadari memang tak adil jika dirinya tetap berpakaian, namun toh bukan salahnya. Dana tak pernah melihat mamanya seliar ini, senakal ini. Terus terang saja kini Dana merasa takut. Dana menduga dia telah mendorong sisi gelap mamanya keluar dan mulai merubah mamanya
Dana merasa hubungannya dengan mama tak pernah sedekat ini. Dana memang mencintai mamanya, sebagai anak, juga menghirmatinya. Dana sungguh merasa beruntung dengan perjanjian ini, tapi kebenaran yang disampaikan sendiri oleh mama merupakan hadiah tersendiri. Telah terlalu jauh sejak kali pertama Dana melihat mamanya telanjang di dapur
Dana tersenyum sendiri saat berdiri lalu melepas pakaian terakhirnya, celana pendek. Setelah itu Dana meraih baby oil yang ada di lemarinya
Diana duduk di sofa menunggu. Keheningan yang ia rasakan sedari tadi membuatnya sampai pada kesimpulan bahwa anaknya mungkin merasa takut dan atau tidak berani. Satu kosong untuk mama, pikirnya. Tiba tiba terdengar dentuman suara musik yang kemungkinan berasal dari kamar anaknya. Cahaya tiba tiba menghilang menjadikan kegelapan yang muncul menyelimuti. Diana menyeringai. Ya tuhan, dia benar benar akan melakukannya, batin Diana
Tiba tiba ada sinar. Setelah ditelisik oleh mata Diana, sinar itu mengarah ke kepala kontol. Ternyata anaknya memegang dua senter yang kini diarahkan ke kontolnya sambil berjalan mendekat. Dana pun sampai di depan sofa yang diduduki mamanya lalu menggoyangkan pinggulnya. Puas bergoyang, tangan kanannya melempar senter lalu memegang kontolnya
Mah, kok Dana jadi gini sih?
Jangan berhenti nak. Lagian gak apa apa kok jadi gini juga.
Ini dia mah. Siap membuat mama terangsang.
“Whoo hoo, goyang nak! Diana tertawa
Dana memaju mundurkan pinggul sambil tangannya mengocok kontol. Mata Diana berbinar melihat anaknya mengocok kontolnya sendiri. Tak butuh waktu lama Dana pun mengejang seiring dengan menyemburnya sperma yang mendarat di kaki Diana, sofa dan di lantai. Setelah orgasme tubuh Dana berhenti mengejang namun saat akan bergerak kakinya tersandung membuat Dana jatuh terduduk di sofa di sebelah mamanya. Kakinya menyentuh kaki mamanya. Keringat bercucuran di dahi Dana. Nafas Dana terengah engah
Diana bertepuk “Hebat, luar dari pada biasa!”
Dana melambaikan tangannya,
santai mah.
Diana dan Dana saling memangang, lalu keduanya menyeringai
Mah, maafin Dana yah udah ngedorong mama terlalu jauh hingga jadi gini. Dana bener bener menyesal mah.
Ya, kamu memang nakal. Tapi mama seneng kamu berani mengakuinya. Lagian mama juga tak terlalu suka per anal an.
Ya gak apa apa kok mah asal perjanjian kita yang lain tetap berjalan Dana gak keberatan kok.
Mama gak keberatan dengan hal baru, asal tak menyakitkan bagi kita.
Diana melingkarkan tangan ke bahu anaknya lalu memeluknya dari samping membuat tubuh ibu dan anak itu menempel ketat
Sial mah, Dana menyentuh mama. Dana terlihat panik
Ini sih sikap ibu dan anak yang saling mencintai, meski tanpa pakaian.
Mereka pun menatap tubuh mereka yang penuh baby oil
Kok jembut mama dibabat habis sih?
Mama hanya ingin memberikan yang terbaik bagi kamu. Lagian kamu tuh bener bener maksa mama sih.
Diana dan Dana menatap selangkangan Diana. Seperti berjanji, keduanya sama sama berbicara
kayaknya jelek deh. Menyadari kesamaan kata yang terucap, keduanya saling pandang lalu tertawa
Untungnya ntar tumbuh lagi. Sekarang kamu tahu kan mama juga bisa mencoba hal hal baru. Kalau kamu gimana? Mau mulai telanjang di rumah gak?
Gak tahu mah. Kayaknya aneh deh.
Diana memegang payudara lalu mengangkat susunya
Mama tak bisa mengatakan bagaimana rasanya hidup dengan selalu menunjukan ini padamu. Mama juga senang kalau kamu gak mau ikut ikutan. Tapi mama tak akan keberatan kok kalau kamu berubah pikiran.
Diana dan Dana menatap kontol Dana. Mereka berdua melihat betapa kontol itu kini mulai kembali mengembang
Begitu muda begitu jantan, pikir Diana
Diana lalu mendorong anaknya bangkit
Kamu bersih bersihnya ntar mama bantu deh.
Setuju, seringai Dana.

Suasana di foodcourt sebuah pusat perbelanjaan terbilang ramai. Meskipun tidak ber-suasanaseger, namun banyaknya abg yang berlalu lalang membuat mata serasa segar bagi yang memandangnya
Woi, Diana, sini!
Diana melangkah diantara deretan meja mencoba mencari sumber bunyi tersebut. Di arah kiri depannya ada sebuah meja yang ditempati tiga orang perempuan yang tidak berkalung sorban, usianya kira kira setengah baya. Salah seorang dari ketiga wanita itu melambaikan tangannya ke arah Diana. Diana pun bergegas mendekati meja lalu duduk di kursi yang telah disediakan
Gimana kabarnya?
Iya nih sombong bener.
Kok lu keliatan seger sih?
Tiga suara yang keluar dari tiga mulut yang berbeda langsung menyambut begitu Diana duduk. Diana pun tersenyum sebelum menjawabnya
Lah kayak gak tau aja lu lu pada juga kan sibuk sibuk. Diana mengambil gehu yang ada di meja lalu makan sambil meneruskan pembicaraan
Gila lu ya, di tempat kayak gini malah beli gehu.
Kan dari tadi kita mau pesen juga nungguin lu dulu. Dari pada bengong yang pesen gehu dulu. Lagian lu juga doyan kan.
Kok lu keliatan beda sih?
Iya, gw mau ajak anak liburan entar. Biar gak jenuh.
Kok badanlu agak beda sih.
Iya dong. Gw sering diajakin maen wii sama anak sih.
Apaan tuh wii?
Itu gim yang pake remot, terus kita maininnya sambil gerak gerak.
O ya. Anak lu kan tukang maen gim.
Terus, lu keliatan lebih semangat, gak kayak dulu murung terus sih?
Iya dong. Gw kan kini jadi lebih deket sama anak. Apalagi kini tuh anak mau nerusin kuliah.
Ketiga teman Diana saling pandang mendengar penjelasannya
Lah, kayak kita bloon aja.
Eh, sumpah deh, gw lagi gak deket sama siapa siapa.
Lu liburan gak mau ngajak kita nih?
Enggaklah. Kan sama anak gw. Sebelum lu pade nanya, gw gak seranjang ntar sama anak.
Iya lah. Siapa tahu ntar ada laki biar lu bisa bebas.
Gak gitu juga kali.
Lu beli apaan tuh?
Biasa, buat ntar di pantai.
Pake aja trus tunjukin ke anaklu biar dia seneng.
Apaan sih? Yang ada juga dia malah lari ketakutan, kata Diana sambil mengambil belanjaannya lalu bangkit
Eh, lu mau ikut gak ntar malam sabtu. Biasa kumpul di tempatnya Dewi.
Iya. Ntar gw cek dulu kalau anak gw gak keberatan sih, kata Diana sambil melangkah pergi menjauh
$$$$$
Diana merenung di rumahnya sambil memikirkan ide yang didapat dari percakapan dengan temannya tadi. Diana jadi ingin mencoba menjadi model pakaian di depan anaknya sendiri. Saat sedang asik merenung, tiba tiba terdengar suara seperti pintu yang diketuk. Diana pun meraih daster, memakainya lalu membuka pintu
Eh, elu Wi, masuk.
Diana mundur agar temannya, Dewi, bisa masuk. Dewi masuk, melihat Diana yang hanya memakai daster lalu mengelus tangannya
Lu pake ginian doang?
Iya, kan nyobain yang baru.
Gimana kalau anaklu ngeliat?
Kan ntar juga pasti ngeliat kalau jadi liburan.
Bagus.
Mau minum apa? Bikin aja sendiri.
Diana dan Dewi pun melangkah menuju dapur. Dewi memilih membuat kopi. Dapur pun langsung dipenuhi aroma biji kopi pilihan
Gimana Dana di tempatlu?
Biasa aja. Maen sama anak gue.
Gw udah lama kenal lu sama david. Tapi gw perhatiin sekarang kayaknya lu sama anaklu berubah deh. Padahal dah lama David meninggal. Ada apa sih?
Lho, emangnya kenapa?
Udahlah, gak usah bohong.
Iya deh. Kan sebentar lagi ada rencana mau liburan.
Dari dulu anak gw males kalo disuruh belajar. Cuma akhir akhir ini semenjak anaklu sering ngajarin anak gw, kayaknya anak gw jadi agak pintar dah. Lu apain tuh anaklu?
Ya biasa. Gw ingetin mau jadi apa ntar kalau males terus.
Bohong lu. Gw aja bilang kayak gitu malah gak ngefek.
Ya mau bagaimana lagi. Mungkin apa gw juga gak tau.
Ya elah, malah maen rahasia rahasiaan. Tapi terserah dah, yang penting gw seneng liat lu kembali ceria kayak gini. Semenjak laki lu meninggal, kayaknya lu ikutan meninggal. Tapi kini, lu kembali lagi gila seperti dulu. Kok bisa gitu sih setelah sekian lama?
Gila lu ya. Ya gw kagak ikut suami gw lah. Gw cuma fokusin jadi emak yang baik bagi anak gw.
Bener nih. Dulu lu berubah jadi pendiam.
Ya mungkin waktulah yang ngerubah gw. Ntar deh liat aja jumat nanti.
Mah! suara Dana menggelegar
Di sini nak. Lagi sama mamanya Dewo, teriak Diana
Mah, ntar liburannya yang lama yah. Eh, Bu Dewi.
Eh Dana.
Sekalian aja pindah kerja dan kuliah di sana, canda Diana
Siap mah. Ntar Dana cari infonya di internet, Dana terdengar serius
Mama bercanda sayang.
Dana tak menjawab namun malah bergegas ke kamarnya. Diana melihat wajah Dewi yang menunjukan ekspresi aneh
Apa lu?
Kalau gw pake baju kayak lu, pasti anak gw melototin terus. Tapi si Dana malah gak tertarik tuh. Lu apain dia?
Biasa aja lah. Lagian cuma baju gini kok. Ntar juga kalo jadi liburan mungkin liat lebih dari ini.
Apa lu mau telanjang?
Gak gitunya juga kali.
Lu kembali gila. Pasti ada yang lu tutupin dari gw.
Lah, lu malah curiga sih?
Beberapa saat kemudian Dewi berusaha menanyakan kepenasarannya. Namun yang Dewi dapat hanya kekecewaan. Akhirnya Dewi memutuskan untuk pulang
#####
Dana muncul tepat saat telepon berbunyi
Bu Dewi ngapain mah?
Biasa, kata Diana lalu mengangkat telepon
Halo.
Na, ini Yanti. Seneng liat kamu kembali ceria.
Ya, kayak dulu lagi. Diana menyadari anaknya sedang menatap dirinya dari atas ke bawah sambil mengangkat alisnya. Diana lalu menjepit telepon dengan bahu, lalu mulai melepas pakaiannya. Pakaian itu lalu dilemparkan ke sofa
Gini, gw seneng lu mau ikut ngumpul ntar. Tapi
Tapi apa?
Si Chip jadi ngamuk nih denger anaklu mau liburan. Jadi kalau lu gak keberatan, tolong ajak anak gue dong. Kalau lu setuju, ntar gue bayarin akomodasinya.
Diana melihat Dana meninggalkan ruangan
Gue sih gak keberatan, tapi mesti tanya si Dana dulu. Ntar gw kabarin lagi keputusannya.
Oke, makasih ya Na.
Diana menutup telepon berbarengan dengan munculnya Dana sambil membawa kamera digital dan kemeja putihnya
Mau diapain tuh baju?
Mah, makannya mau pesan gak, sekalian mama jadi model kamera Dana?
Iya deh terserah kamu. Tapi mau apain tuh baju?
Jadi ntar pas tukang makanannya datang, mama ambilnya sambil pake ini saja.
Apa?
Iya mah. Sekarang kan lagi dingin. Kasian tuh tukang anter makanan. Biar jadi anget dikit. Biar hot gitu loh.
Kenapa kamu dulu gak negosiasikan tentang nilai? Biar mama gak kena masalah kayak gini.
Lho, kan mama yang pertama mulai. Dana hanya belajar dari yang terbaik dong mah.
Gak usah muji deh.
Lah mama. Jadi gimana mah?
Tapi dikancingin ya, setuju?
Hanya tiga kancing dari paling bawah, setuju.
Diana menatap kemeja,
Mama tinggal membungkuk lalu orang orang pada ngedeketin dah.
Jangan membungkuk dong mah.
Iya deh. Tapi kalau yang nganternya cewek, yang bayarnya kamu. Tapi hanya pake celana pendek.
Kalau gitu, Dana setuju asal mama cuma kancingin dua kancing saja.
Baiklah. Dua kancing, tapi kalau yang ngirimnya cewek, kamu yang mesti ngambil sambil goyangin pantat kamu.
Kalau gitu sih, mama jangan kancingin baju mama ntar kalau cewek Dana yang ambil sambil goyang.
Baiklah. Asal adik kecilmu mesti keliatan Plus kamu ajak mama ntar main keluar.
Setuju.
Gak usah banyak senyum. Dulu juga papamu pernah bikin mama kayak gini, sampai handuk mama lepas saat bayar.
Diana lalu memikirkan menu yang akan dipesannya. Setelah yakin Diana menyambar kemejanya
Kamu punya niat busuk apa lagi sama mama?
Gak ada niat busuk, cuma apa mama gak kepanasan pake kemeja di dapur?
Dasar kamu. Mama mandi dulu ah biar nanti seger pas liat kamu show.
Diana mandi namun tak berlama lama. Diana menuju kamar anaknya lalu mendorong pintu dengan kakinya hingga terbuka. Terpampanglah Diana yang sedang berdiri, memakai kemeja namun tiada satupun yang dikancingkannya
Dana langsung menyambar kamera lantas memotret
Mama makin hari makin cantik aja.
Ngegombal aja kamu nak. Namun Diana malah terlihat berseri seri. Diana lalu memutar tubuhnya membuat kemeja itu seolah melayang
Apa wanita diajari cara khusus agar bikin pria gila mah?
Tentu tidak sayang. Mungkin memang sudah insting, kata Diana sambil berbalik membelakangi anaknya. Diana lantas menarik ujung kemejanya ke atas hingga memperlihatkan pantat, lalu menggoyangkannya. Diana menyeringai saat mendengar bunyi klik. Diana malah berharap agar pengantar makanan adalah pria
Setelah beberapa menit berlalu ibu dan anak itu pun ke dapur
Nah, tukang foto, kamu mau mama gimana?
Coba mama duduk dikursi sambil menyilangkan kaki. Terus tangan mama taruh di lutut.
Diana menuruti. Klik
Sekarang coba mama rebahan di meja sambil tangan mama ke depanin.
Diana menuruti. Klik. Saat Diana bangkit, satu payudaranya terbuka membuat Dana menyesal tak mengambil gambar pas momen itu
Sekarang coba mama berdiri dekat kompor, tarik baju mama ke bawah dan tatap kamera.
Diana menuruti. Klik
Sekarang suara Dana terpotong oleh ketukan di pintu
Diana berbalik memperlihatkan seluruh tubuh bagian depan karena kemejanya hanya tergantung di lengan. Dana menyadari putting mamanya agak mengeras. Dana dan mamanya pun saling tatap. Dana lalu mengabadikan momen itu sebelum ketukan berbunyi lagi. Mereka lalu bergegas ke ruang depan. Dana mengintip sementara Diana menunggu
Yes. Yang nganternya cowok mah.
Diana menyeringai, membetulkan kemeja dan mengancingin dua kancing terbawah
Dasar kamu hoki. Siapin uangnya!
Dana mundur lalu mengeluarkan uang dari dompetnya sambil melihat mamanya mendekati pintu. Sebagian susu mamanya terlihat namun tetap tak menunjukan areolanya
Maaf ya tante baru aja keluar dari kamar mandi.
Ng Ng Man Tat eh Nggggaakkk apa tanttte.
Pintu lalu dibuka dan makanannya langsung disambar oleh Diana. Saat Dana mendengar suara orang terkesiap, Dana tahu pasti ada yang terlihat. Diana lalu mundur dan menyerahkan makanan ke anaknya. Entah kenapa Dana malah melihat wajah mamanya seperti senang. Dana menyerahkan uang ke mamanya yang langsung diraihnya sambil berseringai. Tangan kanan Diana meraih uang sementara tangan kirinya menarik paksa dua kancing hingga terlepas dan berjatuhan yang tentu saja terlihat oleh pengantar makanan betapa ada kancing yang jatuh
Ntar mama benerin, bisik Diana ke anaknya
Sekarang waktunya kamu pergi. Sembunyi!
Diana melangkah mundur lalu berbalik sambil mencoba menutup kemeja dengan tangannya
Makasih ya. Nih uangnya, kata Diana yang langsung diambil oleh pengantar makanan. Pintu pun ditutup. Diana lalu berbalik dan bersandar ke pintu. Kemejanya naik turun seirama dengan dadanya yang naik turun. Lalu Diana menatap anaknya
Mama jadi bening.
Huh?
Udahlah, ikutin mama.
Diana melangkahkan kakinya ke dapur. Lalu Diana mengambil panci kecil untuk merebus mie yang memiliki pegangan, menduduki meja terus melebarkan pahanya. Panci itu lalu diposisikan agar menutupi selangkangannya
Mama tegang bener..
Panci itu menyentuh sebagian kecil lipatan daging antara dua kakinya membuat seluruh tubuh Diana menegang. Panci itu pun terlepas dan jatuh ke lantai. Satu tangan Diana meraih dan menyentuh rambutnya mengiringi getaran tubuhnya
Ooooooooooooohhhh.
Diana terus bergetar hingga beberapa saat. Kemudian diam. Perlahan lahan Diana turun dari meja dan berdiri. Diana menatap anaknya. Seluruh tubuh Diana dipenuhi keringat. Diana lalu mendekati anaknya, melebarkan tangan dan memeluknya. Tiadanya kancing yang terpasang membuat payudara Diana menekan dada anaknya. Diana lalu menyandarkan kepala ke bahu anaknya
Nikmat sekali orgasme mama barusan. Kamu gak lupa memilmkannya kan?
Oh iya. Aduh sial.
Diana tertawa tanpa melepas pelukannya
Udahlah, besok kita pesen apa lagi?